INVEST don't speculate

Investing is a sure way to win the games of stock market. But the success comes in taking one by one little steps of stair rather than riding an elevator.

GOLDEN RULES in stock investing

BE GREEDY WHEN OTHERS ARE FEARFUL, BE FEARFUL WHEN OTHERS ARE GREEDY!

PETER LYNCH

buy a good business

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 29 Desember 2013

TAK ADA investor yang selalu tepat!! EVEN BUFFET ISN'T PERFECT!!

EVEN I MADE MISTAKES.... said buffet :D
Investor yang selalu tepat itu TAK ADA, yang terbaik yang bisa kita harapkan adalah berbuat KESALAHAN YANG LEBIH SEDIKIT daripada pesaing kita - taken from books "the great investor - glen arnold, pages 428)


Even the "oracle of Omaha" Warren Buffet makes mistakes too
Berikut penulis kutip 3 kesalahan terbesar Om Buffet
Here are three of Buffett's worst ever investments.
1. An ego-fueled purchase of Berkshire Hathaway
Yes, one of Buffett's biggest ever mistakes was the purchase of the company he now runs day to day -- Berkshire Hathaway.
In 1962, Berkshire Hathaway was nothing more than a textile mill slowly losing business to cheaper foreign suppliers. Buffett thought that even though the business would eventually fail, the assets in the business made it an attractive investment.
In 1964, the company was run by a man named Seabury Stanson. He made a verbal offer to buy Buffett's stock at $11.50 per share. Buffett agreed. But when the offer came in writing, Stanson offered only $11.375 per share, a tiny haircut from his original offer.
This enraged Buffett, who then went on a mission to buy more shares of Berkshire Hathaway and fire Stanson. He did just that. But he later recounted that he overpaid for the poorly performing company, a mistake that had cost him hundreds of billions in lost profits from other, better companies.
2. Buffett's airline blunder
Buffett followers know the man is no fan of airlines. They're extremely competitive, require large amounts of investment capital, and hard to run profitably.
However, in 1989 Buffett acquired preferred stock in US Airways, securing a 9.25% dividend yield and the option to convert his $358 million in preferred stock into common stock at $60 per share.
US Airways headed down a troubled path. At the 1997 annual meeting of Berkshire shareholders, Buffett said his investment "was protected, but that was before Southwestshowed up with 8-cent seat costs." At the time, US Airways seat-costs per mile were in the 12 cent range. US Airways simply couldn't compete.
By sheer luck and a bull market, Buffett later exited at a profit. But his exit came after serious mental stress, with the loss of dividend income for more than two years, and at the cost of many more millions from better investments he could have made instead.
3. A stinky shoe company
In 1993, Buffett acquired Dexter Shoes, an American shoe company. At the time, Buffett said the company earned $40 million per year pre-tax, and he acquired the company with 1.6% of Berkshire's stock.
Unfortunately, Dexter ran into competitive pressure. The profits dwindled, and Buffett chalks it up as one of his worst mistakes. Today, 1.6% of Berkshire Hathaway is worth nearly $5 billion. Dexter Shoes is, for all measurable purposes, essentially worthless. He traded partial ownership of a great business, Berkshire, for one destined to fail. 

Nah Berikut kesalahan penulis sewaktu belajar "maen" saham sewaktu kuliah di 2008 :
1) ASRI beli 220 turun ke 50 (first buy stock disuru broker beli target hanya 225 , lalu melaju ke 50 perak lol)
2) KIJA 178 turun ke 50 (sama pesen broker)
3) ELSA 550 turun ke 50 (beli pas IPO - It's Probably Overpriced) --> menurut pengalaman penulis hampir 100% overpriced saham2 IPO
4) ENRG 880 turun ke 60-70an (i don't know why i bought the stocks haha)

anyway masih banyak lagi pengalaman penulis yang menyakitkan sekaligus menjadi cambuk bagi penulis untuk belajar lebih lanjut mengenai dunia persahaman... 
Total kerugian maen saham penulis penulis rasa udah sama kaya kuliah S1 penulis haha
IT'S WORTH A LOT!!

Jika 1jt, berbunga 20% setahun selama 20 tahun , maka pada akhir tahun ke 20 akan bernilai 38 jt
Krg lebih penulis sudah membuang hampir 1 jt dollar yang seharusnya penulis dapatkan di akhir tahun ke 20 selama masa pembelajaran saham.. BAH!!

andai saja penulis mau berinvestasi terhadap "knowledge" .. It doesn't have to be this way..

Wise people says.. 
Great people spend their money "neck above" , Common people spend their money "neck below"
haha.. i trully understand that now.. lol

After incident 2008, i changed my habbits..
Sewaktu kuliah orang ke gramedia beli komik, penulis beli buku saham , majalah investor, buku bisnis, pokonya semuanya tentang saham dan bisnis..
Yeah.. becaming a nerd.. i feel that way sometimes..
Dari Sma mantan kapten basket, ga kebayang kuliah jadi tukang baca buku sampe sekarang.. haha

ckckck.. anyway next..
penulis mungkin ceritain hidup penulis some other time..

but.. poin yang ingin penulis sampaikan sebagai penutup tahun 2013, hanya 2 hal :
1) Selalu tajamkan kapak Anda!! invest your time in knowledge
2) Jika jatuh 10x bangunlah 11x!! Quitters never wins, and Winners never quit

Stay tuned
Subscribe this blog and spread it if u find useful.
Shendy lukito






Rabu, 18 Desember 2013

Let's count !! Should we buy soto Ny. Siu Len?


Soto Ayam Ny. Siu Len
When u buy a stock, it means u're buying a little piece of the business..
If u buy at an attractive price for the whole business u're gonna make money.. if u aren't .. overtime you won't make money.
This is probably the most important thing in investing
- WB (speech on financial future of america's youth)











Di sebuah tempat di karawaci, tangerang, di dekat Universitas Pelita Harapan.
Ada tempat rumah makan soto ayam. Soto ayam madura "Ny. Siu len"


Soto ini sangat enak dan lezat. Harga soto ini sekitar Rp 20.000/porsi.
Mahasiswa UPH sangat gemar makan soto ini karena selain rasanya yang sangat enak , porsi cukup baik, dan harga pun terjangkau. Tak lupa sang empunya "Ny Siu Len" terbilang sangat ramah terhadap customer dan selalu mengingat nama-nama customer yang sering makan di rumah makannya.

Setiap hari Soto "Ny. Siu Len" tak pernah sepi peminat.
Ratusan mangkuk perhari pun habis terjual.

Anggaplah apabila kita pukul rata dalam setiap hari terjual 250 mangkuk
dalam satu bulan 30 hari, jadi dalam setahun Soto "Ny. Siu Len" berhasil menjual 
12bulan x 30 hari x 250 mangkuk x Rp 20.000 = RP 1.800.000.000
gross margin 50% = RP 900.000.000
laba bersih 30%  = RP 540.000.000

Nah suatu kali waktu sang empunya ingin untuk menjual sebagian sahamnya 20% dari kepemilikannya. Nilai keseluruhan bisnis rumah makan soto ayam "Ny. Siu Len" Rp 10.800.000.000 (sepuluh milyard delapan ratus juta rupiah) , berarti nilai 20% dari sahamnya ditawarkan senilai Rp  2.160.000.000 (dua milyard seratus enam puluh juta rupiah)

O ya berikut struktur permodalan dari Ny. Siu Len.
Total Asset  (kas + ruko + perlengkapan) Rp 2.500.000.000
Total Liabilities (hutang bank semua) Rp 500.000.000
Total Equity Rp 2.000.000.000

Pertanyaannya :
1) Apakah nilai yang ditawarkan sebesar Rp 2.160.000.000 adalah sebuah investasi yang baik untuk 20% kepemilikan Rumah makan soto ayam?
2) Berapakah harga yang pantas dibayarkan untuk 20% saham rumah makan soto ayam "Ny. Siu Len"?

Just leave your answer at the commentary section
Let's discuss :D

Stay tuned
Subscribe this blog and spread it if u find useful.
Shendy lukito

Sabtu, 14 Desember 2013

SSIA - a forgotten gem

SSIA - a forgotten gem

OUTPERFORM
date : 12/12/2013
TP : 900 - 1260
shendylukito

#1 : BUSINESS
unit bisnis SSIA

• SSIA’s primary businesses are Construction, Property (industrial estate, real estate and
rental property) and Hospitality.

In short : SSIA cukup menarik bisnisnya karena hampir dari hulu ke hilir..
Ada construction NRC , ada perusahaan property, sama ada recurring income dari perhotelan.


#2 : MANAGEMENT 

Penulis simple dalam melihat apakah management bisa dipercaya ato ngga..
Wise people said.. Ada 3 hal yang kita lihat dalam menilai seseorang "integritas, intellectual, sikap"
Dari ketiga hal itu integritas adalah yang utama.. Jika seseorang tidak punya integritas.. maka 2 hal itu akan merugikan perusahaan.

so.. penulis sering lihat dalam website perusahaan, laporan keuangan, keterangan pers..
Apakah management transparan dalam melaporkan usahanya?

Penulis menilai SSIA have a great management team.
Presiden Direktur : Johannes Suriadjaja
Preskom : Hagianto Kumala

dan seluruh jajaran managemen banyak yang jebolan Astra.

notes :
-coba liat website ssia (suryainternusa.com), sangat transparan dan investor friendly (tidak ada kesan untuk menutup-nutupi)
-baru2 ini tepatnya tgl 12 sept 2013 SSIA release bahwa mereka akan buyback sahamnya sebesar 200Miliar dengan harga maximal Rp 1000/share karena managemen meyakini bahwa Net asset value dari perusahaan berkisar Rp 1800/share.

#3 : NUMBERS
sales naek sangat baik.. namun net profit tergerus

Konstruksi menyumbang pendapatan tertinggi 61%, property 27%, hospitality 12%

Laba bersih disumbang oleh Property almost -+80%, konstruksi -+15% dan perhotelan -+5%

Current ratio above 1x.. GOOD!

Hutang dalam dollar sangat kecil .. Equity growth meningkat secara drastis . GOOD!

Land sold (ha) mengalami penurunan namun kenaikan harga jual membuat income stagnan/ mengalami sedikit penurunan.

Land bank di karawang mungkin cukup untuk sekitar -+3 tahun. Lumayan..

Conclusion : numbers are quiet great.. namun memang harus diakui ada perubahan di dalam komposisi pendapatan SSIA. Main driver dari pendapatan adalah konstruksi namun net margin kontruksi sangat kecil below 10% , sedangkan laba bersih SSIA ditopang sekitar 80% dari sektor property, dan semakin menurunnya land bank. So profitability SSIA penulis kira akan menyusust di tahun 2013 dan 2014.

Penulis berpendapat di 2013 dan 2014 Laba bersih SSIA akan sekitar sama dengan pendapatan 2012.. kurang lebih 700 milyard.


#4 : VALUATION
Cukup sulit menentukan metode valuasi untuk SSIA sebab tidak murni perusahaan property, ada hotel dan juga konstruksi.

Namun secara kasar perhitungan property karawang :

216 ha = 2.376 Milyard (1ha = 11 Milyard, asumsi 1m2 = US 100)
42 ha = 1.386 Milyard (1ha = 33 Milyard, asumsi 1m2 = US300)
Total 3.762 Milyard
Shares Outstanding 4,705 Milyard
NAV hanya karawang saja = 800/shares

*benernya harga tanah di sana udah naek sampe sekitar US 121.8/m2, tp kita itungnya konservatif.
(Komitmen penjualan yang belum dibukukan sebagai pendapatan usaha per akhir 9M13 tercatat 
sejumlah 59,5 hektar dengan harga rata-rata penjualan sebesar +/- US$ 121,8 per m2)
http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201312/d3c7b3d276_709ff569fe.pdf

(Notes ini baru nav dari property karawang aja lho!! udah lebih gede dari harga saham saat ini.. :D)

ok ini test aja ya tambah landbank yang di bekasi
(asumsi lahan bekasi berhasil diakuisisi 500 ha di 2013, saya ga tau pasti brp hektar yang sudah berhasil di akuisisi oleh perusahaan sampe 9M13, i can't find the data)

500 ha x 70% x 8Milyard = 2.800 Milyard (1 ha = 8 milyard, asumsi 1m2 = US 70, seharusnya bisa around US 100 sih soalnya kemungkinan bakal dipasarin taun 2015 krg lebih sejalan dengan selesainya tol cilincing dibitung yang bakal mengangkat harga tanah di daerah bekasi)
NAV bekasi = 595/shares

Total NAV karawang + bekasi = 1395/shares

Blon itung asset hotel di grand melia Bali, Grand melia Jakarta, Ungasan Resort Bali, Graha Surya internusa, Plaza Glodok Hotel, Construction, dll

I believe SSIA krg lebih sama kaya penilaian management NAV around 1800
Dengan disc to nav 30%-50% harga wajar around 900-1260
Harga SSIA sekarang 13/12/2013 Rp 650/share

What r u waiting for.. :)

What next for SSIA?
Construction and Infrastructure:
Starting the milestone infrastructure project: Cikampek-Palimanan Toll Road, which IDR7.7Tn contract already obtained by Joint Operation NRC-Karabha in October 2012 and targeting to finish by Aug 2015.

Property:
Industrial Estate will continue development of phase 3 in Karawang and targeting to secure
additional licence and fully acquire of 1,000 ha in the adjacent area.
Build commercial area, warehousing and SFB with targeted commercial operation in the 2nd half of 2013.

Gradually acquire land from additional license of 2000 ha in Bekasi with
target to accumulate 500 ha by end of 2013.

Hospitality:
Eight (8) locations through out Indonesia have already been secured for budget hotels and targeted to operate in 2014.

Stay tuned
Subscribe this blog and spread it if u find useful.
Shendy lukito







Kamis, 05 Desember 2013

Memilih saham a la Ben Graham

PILIH SAHAM ALA BEN GRAHAM

PART 1 : SCREENING

Tulisan ini merupakan copas dari salah satu "another great blog" yang ada di pojok kanan bawah blog saya (sama sekali tidak saya edit kecuali penataan saja agar terlihat lebih baik) :


Tidak diragukan lagi bahwa Benjamin Graham merupakan pelopor dari value investing. Graham memandang saham sebagai sebuah bisnis dan bukan hanya sebagai komoditi perdagangan. Menurut Graham, investasi adalah tindakan yang melalui analisis mendalam, menjanjikan keamanan modal kita dan memberikan imbal hasil yang memuaskan. Tindakan-tindakan yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut bersifat spekulatif. Graham sendiri cenderung berhati-hati dan konservatif dalam memilih saham. Hal ini dapat dimaklumi karena kepanikan pasar tahun 1907 telah menyebabkan kebangkrutan bagi keluarganya akibat tindakan spekulatif di bursa saham.
Graham sendiri tidak luput dari depresi besar tahun 1929 yang menyebabkan dana investasi nasabah yang dikelolanya ikut terseret bersama dengan investor lain. Berangkat dari sinilah Graham mulai meletakkan dasar-dasar filosofi investasinya yang bersifat konservatif dan bertujuan untuk melindungi keamanan modal. 

Kenyataan membuktikan bahwa Graham hanya membutuhkan waktu lima tahun untuk mengembalikan modal nasabahnya sementara DJIA membutuhkan waktu 25 tahun untuk kembali ke level sebelum depresi besar terjadi. Tentu saja ini membuat nama Graham semakin bersinar dan mendapatkan penghormatan atas integritasnya sebagai fund manager. 

Salah satu muridnya yang bahkan dapat jauh melebihi track recordnya tak lain adalah Warren Buffett yang merupakan orang terkaya ke-2 di dunia sebagai hasil dari investasi. Oleh karena itu, tentulah akan sangat menarik untuk mencoba menerapkan strategi investasi Ben Graham. Walaupun untuk dapat secara akurat menerapkannya membutuhkan waktu dan usaha yang cukup besar, namun konsep-konsep dasar mengenai cara melakukan screening saham dan valuasi dari Graham bisa kita terapkan karena cukup sederhana.
Tulisan ini akan dipecah menjadi dua bagian.
1) Bagian pertama akan membahas mengenai strategi untuk melakukan screening saham-saham yang layak untuk menjadi sarana investasi kita. Yang dimaksud dengan screening adalah seperti ’menyaring’. Kita akan mencoba menyaring saham-saham yang memenuhi kriteria investasi Graham. Tentu saja, penyaringan tersebut bertujuan mencari saham-saham yang berfundamental kuat sehingga investasi kita tidak akan bersifat spekulatif.

2) Tulisan pada bagian kedua akan membahas bagaimana cara melakukan valuasi saham. Jika pada tulisan sebelumnya telah dipaparkan bagaimana cara menentukan harga wajar saham ala Buffett, maka kali ini kita akan mencoba melakukan valuasi menggunakan metode dari gurunya, yaitu Benjamin Graham. Prinsip-prinsip investasi Ben Graham dituangkan pada kedua bukunya yang sangat legendaris, yaitu Intellegent Investor dan Security Analysis. Konsepscreening Graham sendiri dengan sangat bagus telah dirangkum oleh John P. Reese dan Jack M. Forehand dalam bukunya: ‘The Guru Investor’. Rangkuman tersebut akan dipaparkan pada tulisan bagian pertama ini.
Strategi Graham dalam Memilih Saham
1.   Sektor. Graham secara pribadi tidak berinvestasi pada saham-saham teknologi. Oleh karena itu, kriteria pertama kita adalah sebagai berikut:
Sektor
Seluruh saham kecuali saham teknologi ≥ Pilih
Saham-saham teknologi < Buang

2.    Revenue. Untuk mengurangi risiko, Graham menginginkan perusahaan yang cukup besar karena kinerjanya cenderung lebih stabil, memiliki aset yang lebih besar, dan jarang memberikan kejutan-kejutan yang tidak mengenakkan. Graham merekomendasikan untuk berinvestasi pada perusahaan dengan revenue tahunan minimal $50 juta atau untuk kondisi saat ini setara dengan $340 juta.
Komentar: Kondisi di bursa saham AS berbeda dengan bursa saham Indonesia (BEI). Kapitalisasi pasar NYSE (New York Stock Exchange) adalah sekitar $28.5 triliun dengan jumlah perusahaan terdaftar sebanyak 2,773. Artinya, kapitalisasi pasar rata-rata perusahaan di NYSE adalah $10.3 miliar. BEI sendiri memiliki kapitalisasi pasar sebesar $233 miliar (dengan asumsi kurs USD/IDR 9200) dengan 405 perusahaan yang terdaftar. Berdasarkan hal tersebut, kapitalisasi pasar rata-rata perusahaan di BEI adalah $576 juta. Dengan membandingkan kapitalisasi rata-rata perusahaan di BEI terhadap NYSE, maka revenue minimal untuk penyesuaian kriteria Graham untuk BEI adalah sebesar ($576 juta/$10.3 miliar) x $340 juta, atau sekitar $19 juta. Jika kita nyatakan dalam Rupiah, nilai tersebut setara dengan Rp 175 miliar. Dengan demikian kriteria kedua kita adalah:
Revenue:
≥ Rp 175 miliar  Pilih
< Rp 175 miliar  Buang 

3.    Current Ratio. Graham menyukai perusahaan dengan likuiditas yang tinggi sehingga risiko terkena permasalahan keuangan menjadi semakin kecil. Salah satu parameter yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas adalah current ratio (current assets / current liabilities). Maka kriteria ketiga adalah:
Current Ratio
Current Ratio ≥ 2 → PilihCurrent ratio  < 2 dan perusahaan adalah perusahaan utilitas atau telekomunikasi → Pilih
Current ratio < 2 untuk perusahaan selain itu → Buang

4.   Utang Jangka Panjang tehadap Net Current Assets. Graham tidak menyukai perusahaan yang utangnya terlalu besar. Yang dimaksud dengan net current assets adalahcurrent asset dikurangi dengan current liabilities atau biasa disebut juga dengan working capital (modal kerja). Kita harus memastikan bahwa jika saat ini juga aset suatu perusahaan dilikuidasi, perusahaan tersebut mampu untuk membayar utang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian kriteria kita selanjutnya:
Utang Jangka Panjang / Net Current Assets
Utang Jangka Panjang ≥ Net Current Assets → PilihUtang Jangka Panjang < Net Current Assets → Buang

5.    Pertumbuhan EPS Jangka PanjangWalaupun Graham adalah pelopor value investing namun growth tetap berperan penting dalam pemilihan sahamnya. Berbeda dengan growth investing, Graham menggunakan pertumbuhan EPS (Earning per Share) masa lalu untuk memperkirakan pertumbuhan EPS di masa datang. Dengan kata lain, Graham menggunakan pertumbuhan EPS sebagai indikator kestabilan keuangan suatu perusahaan. Graham menggunakan data selama 10 tahun ke belakang sebagai acuan. Untuk lebih memastikan, Graham membandingkan EPS rata-rata selama 3 tahun pada akhir dari periode 10 tahun tersebut dengan EPS rata-rata selama 3 tahun pada awal dari periode 10 tahun tersebut. Dengan demikian:
Pertumbuhan EPS Jangka Panjang (10 tahun ke belakang)
≥ 30% dan tidak ada EPS yang negatif selama 5 tahun terakhir → Pilih< 30% → Buang≥ 30% dan ada EPS yang negatif selama 5 tahun terakhir → Buang

6.   P/E Ratio (Price to Earning Ratio). Rasio ini digunakan Graham untuk membandingkan harga wajar suatu saham terhadap harga yang diberikan oleh pasar. Graham menggunakan P/E ratio rata-rata selama 3 tahun terakhir. Oleh karena itu kriteria berikutnya adalah:
P/E Ratio
P/E ratio ≤ 15 → PilihP/E ratio > 15 → Buang

7.   P/BV Ratio (Price to Book Ratio). Rasio lain yang digunakan untuk membandingkan harga wajar saham dengan harga di pasar adalah P/BV ratio. Graham berpendapat bahwa perkalian antara P/BV ratio dengan P/E ratio tidak boleh melebihi 22. Dengan demikian:
P/BV Ratio
P/BV x P/E ≤ 22 → Pilih
P/BV x P/E > 22 → Buang

8.   Total D/E Ratio (Debt to Equity Ratio). Secara umum, total utang perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang tidak boleh melebihi nilai ekuitasnya. Untuk perusahaan utilitas, telekomunikasi, dan jalan raya yang perlu diperhatikan adalah Long Term Debt to Equity Ratio saja karena adanya earning power. Maka:
Total D/E Ratio
D/E Ratio ≤ 100% → Pilih
Perusahaan utilitas, telekomunikasi, atau jalan raya LTD/E ≤ 100% → Pilih
D/E Ratio > 100% → Buang
Perusahaan utilitas, telekomunikasi, atau jalan raya LTD/E > 100% → Buang
9.    Konsistensi Pembayaran Dividen. Graham sangat menyukai perusahaan yang membayarkan dividen secara terus-menerus selama 20 tahun terakhir berapapun jumlahnya.
Komentar: Saat ini sudah sangat jarang perusahaan yang sangat konsisten membayarkan dividen. Perusahaan bisa saja tidak memberikan dividen namun mempergunakan labanya untuk keperluan ekpansi atau buyback sahamnya. Oleh karena itu saya pribadi tidak menjadikan kriteria ini sebagai suatu keharusan.
Kesembilan kriteria tersebut merupakan strategi Ben Graham untuk memilih suatu saham. Tentu saja untuk tahap selanjutnya kita juga harus mengetahui harga wajar dari suatu saham. Cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan valuasi.
Pada bagian kedua dari tulisan ini akan dipaparkan bagaimana cara Graham untuk melakukan valuasi saham. Kita juga akan mencoba untuk melakukan studi kasus pada beberapa saham, baik screening maupun valuasinya.



PART 2 : VALUASI

Bagaimana Graham Melakukan Valuasi Saham?

Gemerlapnya bursa saham seringkali bisa membuat orang terlena. Secara alamiah manusia akan merasa lebih nyaman jika mengikuti pendapat bersama. Sayangnya di bursa saham, kebersamaan seringkali dapat menjerumuskan kita ke jurang terdalam. Euforia saham dot.com di Amerika Serikat pada akhir tahun ’90-an adalah hasil dari kesalahan penerjemahan  kolektif yang menyebabkan malapetaka bagi sebagian besar pesertanya. Hal yang mirip terjadi pada saat depresi besar melanda dunia pada tahun 1929. Para pelaku pasar sudah ’lupa’ bahwa harga saham tidak selamanya bisa naik, terlebih jika tidak ditopang oleh kondisi fundamental yang kuat. Di sinilah valuasi saham kita akan menjadi pijakan untuk dapat bersikap rasional di tengah hiruk pikuknya bursa saham.
Di luar dugaan saya, metode valuasi yang dipergunakan sangatlah sederhana, terlebih jika kita bandingkan dengan proses screening yang dilakukannya untuk mencari saham-saham berfundamental kokoh. Graham berargumen bahwa ia berusaha menggunakan formula yang sederhana dan bertujuan mendapatkan hasil yang mendekati hasil perhitungan dengan metode yang lebih kompleks.
Satu hal yang sangat penting adalah valuasi baru dapat dilakukan apabila suatu saham telah lolos dari screening seperti yang saya paparkan di artikel sebelumnya.
Formula yang digunakan Graham adalah sebagai berikut (Security Analysis, 1962):
V = EPS x (8.5 + 2G)
Di mana:
V = Nilai intrinsik saham (harga wajar saham)
EPS = Earning per Share
8.5 = P/E wajar untuk perusahaan yang tidak tumbuh labanya
G = tingkat pertumbuhan laba jangka panjang (7 -10 tahun)

Formula ini akan menghasilkan valuasi yang sangat agresif karena perusahaan yang tingkat pertumbuhan labanya 15% akan memiliki nilai wajar 38.5 x EPS.

Walaupun Graham menekankan perlunya margin of safety (selisih antara harga pasar dengan harga wajarnya), formula tersebut tetap terasa sangat agresif. Graham merekomendasikan margin of safety sebesar 50% yang berarti perusahaan seperti contoh di atas layak untuk dibeli jika harganya adalah 19.25 x EPS (dengan kata lain P/E ratio-nya adalah 19.25).

Akan sangat mudah untuk mencari saham-saham dengan P/E ratio sebesar itu dan agak meragukan jika saham dengan P/E ratio setinggi itu disebut dengan value stock.


Graham tampaknya menyadari kelemahan formula tersebut dan pada tahun 1974 ia merevisinya menjadi:
V = EPS x (8.5 + 2G) x (4.4/AAA)
Modifikasi tersebut menambahkan 4.4 yang merepresentasikan risk-free rate dan AAA yang merepresentasikan kupon (bunga) dari obligasi korporat berkualitas tinggi.

Kembali pada perusahaan pada pembahasan sebelumnya. Jika kupon obligasi berkualitas tinggi adalah sekitar 10%, maka harga wajarnya menjadi (8.5 + 2×15) x  (4.4/10) x EPS = 16.94 x EPS. Dengan margin of safety sebesar 50% maka saham tersebut layak dibeli pada harga 8.47 x EPS. Terlihat bahwa formula yang direvisi tersebut memberikan hasil yang lebih valid dibandingkan sebelumnya.

Komentar Saya:
4.4 → Nilai 4.4 yang merepresentasikan risk-free rate harus disesuaikan agar dapat diterapkan di Indonesia. Instrumen risk free-rate yang dapat digunakan adalah BI rate yang saat ini adalah 6.5%.
G → Kita harus sangat berhati-hati dalam memprediksikan pertumbuhan laba jangka panjang suatu perusahaan. Sangat sulit untuk mempertahankan pertumbuhan laba jangka panjang sebesar 15% secara konsisten (walaupun bukan berarti tidak ada).
Penawaran dari saya untuk modifikasi formula valuasi Graham untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
V = EPS x (8.5 + 2G) x (6.5/AAA)

Contoh kasus 1: saham PT. Unilever (UNVR).
EPS = 399.769
G = 17.53 (saya mendapatkan nilai ini dari reuters) pada bagian long term growth rate. Karena nilainya terlalu tinggi saya turunkan menjadi 15 saja.
AAA = 11.625% (Obligasi Bank Ekspor Indonesia IV Tahun 2009 Seri B)

Dengan data yang ada tersebut maka harga wajar saham Unilever adalah sebagai berikut:
V = 399.769 x (8.5 + 2×15) x (6.5/11.625) =  8,893

Dengan margin of safety 50%, level aman untuk membeli saham UNVR adalah 4,446.
Nilai ini jauh di bawah harga saham UNVR saat ini, yaitu 15,800 yang merepresentasikan P/E ratio sebesar 39.52. Sangat tinggi, bahkan untuk saham di Indonesia.


Contoh kasus 2: saham PT. Adira Multi Finance (ADMF).
EPS = 399.769
G = 32.10 (saya agak kurang nyaman dengan nilai ini dan melakukan ‘downgrade’ menjadi 15)
AAA = 11.625% (Obligasi Bank Ekspor Indonesia IV Tahun 2009 Seri B)

Dengan data yang ada tersebut maka harga wajar saham ADMF adalah sebagai berikut:
V = 1,212.4 x (8.5 + 2×15) x (6.5/11.625) =  26,099

Dengan margin of safety 50%, level aman untuk membeli saham ADMF adalah 13,050. Harga saham ADMF saat ini adalah 9,150.

Jelas terlihat bahwa saham ADMF cukup menarik untuk dibeli pada level harga saat ini.
Demikian yang dapat disampaikan mengenai metode valuasi Graham. Tentu saja metode valuasi sudah jauh berkembang saat ini. Walaupun begitu, konsep mengenai valuasi ini dengan kesederhanaannya dapat menghindarkan kita dari pembelian saham yang harganya terlalu mahal

source :
part 1 : http://parahita.wordpress.com/2010/05/26/memilih-saham-a-la-benjamin-graham-bagian-1/
part 2 : http://parahita.wordpress.com/2010/05/26/memilih-saham-a-la-benjamin-graham-bagian-2/

Stay tuned
Subscribe this blog and spread it if u find useful.
Shendy lukito

Jumat, 22 November 2013

Short notes - KKGI black rock diamond

KKGI- black rock diamond
Short notes..
Estimated at 2014 will produced about 5.7millions tons
Asp until 9m2013 stabilized at U$49
Cost produced around U$27
Net profit margin around 11.9%
(Source public expose 27 november 2013)
If produced around 5.7 millions tons
Kita pake 2 asumsi :
1) Terjual 5jt ton dengan asumsi asp  us49
2) Terjual 5.5jt ton dengan asumsi asp  us49
Asumsi
1) 5jt x us 49 x 11.9% = us 29.1jt  --> eps 320
2) 5.5jt × us49 x 11.9% = us 32.1jt --> eps 352
(Asumsi kurs 1us = Rp 11.000)
Current price Rp 2600
Reflecting pe 8.1x - 7.4x eps 2014
Quiet tempting!!
With npm roa roe double digit and der almost 0.
Stay tuned
Subscribe this blog and spread it if u find useful.
Shendy lukito

Senin, 04 November 2013

BV = NJOPnya saham !?



 Book Value (BV)  = Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

Ada tipe investor yang pinter itung2 pake DCF
Ada tipe investor praktis yang liat EPS dan PER
Ada tipe investor cengli yang liat BV dan PBV

Ada tipe investor "ga pake ribet" tinggal baca analysis orang trus buy haha.. (Di blog ini mah ga ada yah hehe. )

The questions is?
Mana yang paling bener...

Well.. That depends.

BV atau singkatan dari book value pengertiannya adalah Total Modal(equity) dibagi dengan share outstanding.
Contoh :
MAIN BV 2012 itu Rp 404/share ,nah harga closing 2012 Rp 2375.
Apa MAIN mahal?

Bandingin ama SIPD BV 2012 Rp 134/share , harga closing 2012 Rp 54
Apa SIPD murah?

Nah lho terus apa hubungannya ama NJOP (nilai jual objek Pajak) yang biasa kita perhatikan kl misal beli rumah ama saham sih...

Well kl teori si kl kita beli rumah bisa dapet seharga NJOP aja dah hokie deh. Coba deh cari di kota rumah seharga NJOP ato di bawah NJOP.
In view penulis BV tu sama kaya NJOP.
Bisa dikatain BV tu NJOPnya saham lha.

Memang secara teori kl beli pas di NJOP ato lebih murah seharusnyaaa pasti cuan..
Karena logicnya  mana ada orang yang mau jual sesuatu tp lebih murah dari modalnya sendiri alias jual rugi.

Tp....
Jgn salah...


Kl di properti ada istilah
"Lokasi lokasi lokasi....!!! "

Kl di saham mungkin lho ada istilah
"Prospek prospek prospek...!!! "

Sesuatu dijual murah "mungkin" karena memang ada sesuatu yang buruk di dalemnya ato prospeknya suram sehingga orang jual modal aja ga laku..

Tp eh ada tuh rumah di misal kl di bandung mah di pasirkaliki.. Paling NJOP 5jt/m2 eh harga pasarnya 20jt++/m2

Kenapa bisa gt?
Karena di property "Lokasi menentukan prestasi..."

Sama aja kaya saham.. Jgn aneh kl misal dihargain beberapa kali dari book value..
Karena di saham "Prospek menentukan prestasi..."

So beware of "value trap"
tidak selalu PBV rendah apalagi di bawah satu berarti murah, bisa saja emang murahan.
Coba dicek lg kenapa dihargain murah.
Ada ko yang bagus tp dihargain super murah :D
 
Stay tuned
Subscribe this blog and spread it if u find useful.
Shendy Lukito

Minggu, 03 November 2013

4TH PUZZLE : VALUATION (Part 5 of 5)

4TH PUZZLE : VALUATION (Part 5 of 5) 
no matter how wonderful the business is..
it won't be a good investment if we buy it at high price..

www.facebook.com/yozoia
Alkisah seorang temen penulis..
sebutlah si "Lan"
Seorang wanita yang tergolong pintar dalam berdagang pakaian wanita...

Lan sangat pandai untuk memilih pakaian wanita yang berkualitas tinggi dan menawan dengan harga rupawan (alias murah dan bisa dijual kembali dengan harga tinggi)

Berbulan-bulan dia mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan dalam berbisnis pakaian wanita..

Sampai suatu ketika.. ketika keuntungan dalam berbisnis pakaian wanita mulai menggunung.. "Lan" mulai ingin berbisnis lain selain pakaian, "Lan" melihat tas wanita sedang trend sekali dan tertarik untuk berbisnis.

"Lan lalu membeli tas dalam jumlah besar dan tidak terlalu perduli dengan harganya.. (dalam benaknya lagi trend nih tas.. pasti saya bisa menjualnya dengan cepat dan mendapatkan keuntungan yang lumayan)"

Namun kenyataan berbicara lain,  bisnis tas tidak semanis yang diperkirakan oleh "Lan"
(namanya bisnis sedang trend sudah dipastikan kompetisi meningkat harga banting2an)

Penjualan slowdown.

Di sisi lain "Lan" mendapat saingan baru dari "Landa" yang menjual tas dengan harga super minim..
Sudah "Lan" beli dengan harga mahal ehh si pesaing menjatuhkan harga..

Bak jatuh, tertimpa tangga..
Merataplah "Lan" sambil memandangi bisnis tas yang baru saja dia tekuni dan berkata "WHY I BOUGHT THIS??"

Nah.. mungkin itu kisah pembuka dari bagian terakhir dari analisis 4 puzzle.
Mungkin para pembaca pun dapat menyimpulkan dengan cepat maksud tersirat dari cerita di atas.

Anggaplah kita sebagai si Lan..
Kita berinvestasi saham, kita sudah nyaman dan konsisten make profit with our analysis.

and then tiba2 ada saham sektor lain sedang BOOM! 

Kita ga pake pikir panjang beli dan ga pake analysis ba bi bu..
and trakhir "nyangkutz deh di pohon toge..." X_x

Classic story but i believe majority people have done that...

always remember
no matter how wonderful the business is..
it won't be a good investment if we buy it at high price..

UPDATED !!!

PENTING SEKALI before u move on!!!
VALUATION IS JUST A FINAL TOUCH OF A FUNDAMENTAL ANALYSIS
Sebelum melakukan valuation pastikan 3 puzzle  (BUSINESS, MANAGEMENT, NUMBERS) sebelumnya sudah terlewati dengan baik. Anda dapat membacanya di sini.

Before that.. 
Konsep valuasi ini dasarnya adalah memproyeksikan aliran kas bersih yang diterima perusahaan pada masa mendatang dan mendiskonnya kepada saat ini dengan tingkat imbal hasil yang reasonable.
Jika hasil valuasi > market  == murah, BELI
Jika hasil valuasi < market == mahal, JUAL

always remember 
"price is what you pay, value is what you get" - Warren Buffet

Ok tanpa banyak ba bi bu.. here's how to value a company (in general)
sample case : PGAS 28 november 2013

STEP 1 : choose the projection growth rate (g)


FCF = Operating Cash Flow - Capital Expenditures

FCF 2012 : 1166 - 159 = US1.007 (dalam juta USD)
share outstanding  : 24.24 Milyar
FCF per share = 395 (using 1US = 9500 end of year 2012)

growth rate : 13.29% (kita asumsikan growth 13.29% , why? karena growthnya paling jelek ada di pertumbuhan EPS 3 taun hanya 13.29%, so we assume the worst) :D

STEP 2 : Discounting risk free rate interest rate / required return (k)
Academic people tend to use CAPM
CAPM : Risk free + Beta * (market premium)
but... here my suggestion

pake cara cepet:
penulis suka pake 15-20% (tergantung nature bisnis perusahaan, semakin predictable earningnya maka akan semakin kecil required returnnya)

little notes :
*kenapa minimal 15%? Simple.. kl sekarang deposito bank bisa sampe 9-10%, kenapa saya harus simpen di saham kl returnya kurang dari 15%, ato katakanlah 12%..
mending simpen di deposito kan :D

in short PGAS i used 15% (why? karena predictable earningsnya)

STEP 3 : Adding the discounted FCF to obtain the intrinsic value
STEP 4 : Calculating the residual value / terminal value
STEP 5 : Margin of safety


Voila... Done..
Tampaknya PGAS dihargai diskon 33% dari nilai fair valuenya..
quite tempting!!

Last notes:
"It's far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price"
"It's better to be approximately right than precisely wrong" - Warren Buffet

Catatan penulis :
Hitungan paling common adalah FCF but mostly banyak kendala dengan OCF negatif ataupun CAPEX yang besar sehingga FCF negatif.. Bila FCF negatif maka akan sulit untuk menghitung fair value menggunakan metode ini.

FCF = free cash flow
OCF = operating cash flow
capex = capital expenditure
Untuk itu nanti penulis akan share lagi pendekatan valuasi menggunakan pendekatan yang berbeda:)


Stay tuned
Subscribe this blog and spread it if u find useful.
Shendy Lukito

Rabu, 23 Oktober 2013

BUFFET'S biography - SAGE OF OMAHA!

Intermezzo...

This is a life of one of richest men in the world.. Warren Buffet - SAGE OF OMAHA!

Warren Edward Buffett lahir di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, pada tanggal 30 Agustus 1930. Kemampuannya menciptakan nilai tambah ini sudah kelihatan sejak kecil. Ketika berumur 11 tahun misalnya, ia hanyalah seorang loper koran. Tapi ia memanfaatkan waktunya juga untuk keliling lapangan golf, mencari bola golf yang hilang, dan menjualnya dengan harga murah ke pemain golf di sekitar lapangan golf tersebut. Pada umur 14 tahun, saat Buffet masih duduk di banku SMA, dia memulai bekerja sehingga memiliki uang sebesar $ 1,200 untuk membeli 40 ha tanah pertanian yang akhirnya dia sewakan pada petani lokal. Dari sini ia sudah menciptakan passive income dari sewa lahan. Perusahaan yang dibelinya selalu diperbaiki sebaik mungkin, fundamental bisnisnya ditingkatkan sehingga kinerja keuanganya meningkat.

Perusahaan yang tadinya mau bangkrut, di tangannya bisa berubah menjadi perusahaan seksi yang menarik minat banyak investor lain. Tidak heran jika harga saham Berkshire Hathaway — yang dipakai sebagai alat untuk membeli banyak perusahaan — pun terus meroket di pasar modal. Harga saham Berkshire Hathaway medio Juli 2007 – Januari 2008 misalnya, melejit sebesar 35%. Bahkan Desember lalu, harga sahamnya menembus level tertinggi sepanjang masa, menjadi US$ 150.000 per lembar. Citra pemain saham biasanya tak jauh-jauh dari citra seorang spekulan: beli saat harga rendah, jual saat harga tinggi. Buffett bukanlah Gergo Soros, sang spekulan valas (forex) kelas kakap, yang sempat diisukan sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap merosotnya nilai rupiah terhadap US$ pada awal keruntuhan presiden Soeharto, tahun 1998.

Buffet sadar, permainan jangka pendek tidak menguntungkan. Hal ini ia pelajari sejak umur 11 tahun — saat ia membeli saham pertamanya, Cities Services, seharga $38,25 per lembar. Setelah itu, dia menjual kembali saham tersebut seharga $40. Ternyata, harga saham yang dijualnya naik terus dan beberapa tahun kemudian mencapai $200 per lembar. Dari pelajaran itulah ia berkesimpulan untuk tidak erburu-buru untuk melepas sahamnya. Langkah bisnis Buffett akhirnya adalah tentang investasi jangka panjang, pada saham-saham perusahaan yang produknya ia kenal dengan baik. Itu sebabnya,ia tidak pernah mau membeli saham Microsoft atau perusahaan dotcom. Meski ia pernah ditertawakan investor lain karena keenganannya ini, kini ia justru tertawa paling akhir karena sebagian besar investasi di dotcom hangus. Ia selamat dari badai dotcom awal tahun 2.000-an karena sama sekali tidak ikut-ikutan investasi di sana.
Investasi jangka panjang juga bermakna bisnis. Buffett tidak pernah menerapkan prinsip beli saham, tapi membeli bisnis (buying a business not share). Meski saham Coca-Cola sempat ambruk pada 1998-1999, ia tetap bersandar pada tren jangka panjang. Ia pertahankan saham Coca-Cola hingga kini.

Biografi Warren BuffetLangkah-langkah bisnisnya begitu mempesona dan cerdik sehingga ia selalu menjadi buruan para jurnalis bisnis. Begitu banyak pula media yang sudah menuliskan profilnya. Nyaris, setiap langkah Buffet adalah langkah investasi, dengan membeli saham perusahaan. Langkah strategis awal Buffett dimulai tatkala ia membeli saham perusahaan tekstil Berkshire Hathaway pada 1962. Ia berhasil menjadi pemegang saham terbesar tiga tahun kemudian. Ia secara cerdik menginvestasikan uang nganggur perusahaan. Ia misalnya membeli perusahaan asuransi, perusahaan permata, utilitas, dan makanan melalui Berkshire. Lewat perusahaan ini pula ia menguasai beberapa perusahaan kelas dunia seperti Coca Cola, WellsFargo dan Kraft Food.

Buffett sesungguhnya sudah lama berjanji untuk menyumbangkan hartanya manakala ia meninggal. Namun, Juni 2006 lalu, Buffett bertindak lebih cepat, dengan mendermakan sebagian besar sahamnya di Berkshire. Total dermanya saat itu mencapai US$ 31 miliar alias sekitar 300 triliun rupiah, hampir separo anggaran belanja negara (APBN) kita 2005! Tak mengherankan jika amal itu tercatat sebagai donasi terbesar dalam sejarah Amerika. Uniknya, sebagian derma itu diserahkan ke Bill and Melinda Gates Foundation.  Dengan hartanya yang begitu melimpah, Buffett bisa saja hidup semewah mungkin di mana saja yang ia maui. Namun ia memilih hidup sederhana di rumah yang dibelinya empat dekade lalu di Omaha. 

Nasihat Tentang Kekayaan menurut Warren Buffet
ia membeli saham pertamanya pada umur 11 tahun dan ia sekarang menyesal karena tidak memulainya dari masih muda.
Pesan: Anjurkan anak anda untuk berinvestasi [Encourage your children to invest]
Ia membeli sebuah kebun yang kecil pada umur 14 tahun dengan uang tabungan yang didapatinya dari hasil mengirimkan surat kabar.
Pesan: Dorong Anak Anda untuk mulai belajar berbisnis [Encourage your children to start some kind of business]
Ia masih hidup di sebuah rumah dengan 3 kamar berukuran kecil di pusat kota Ohama, yang ia beli setelah ia menikah 50 tahun yang lalu. Ia berkata bahwa ia mempunyai segala yang ia butuhkan dalam rumah itu.
Meskipun rumah itu tidak ada pagarnya.
Pesan: Jangan membeli apa yang tidak dibutuhkan, dan dorong Anak Anda berbuat yang sama. [Don't buy more than what you "really need" and encourage your children to do and think the same]
Ia selalu mengemudikan mobilnya seorang diri jika hendak bepergian dan ia tidak mempunyai seorang supir ataupun keamanan pribadi.
Pesan: Jadilah apa adanya. [You are what you are]
Ia tidak pernah bepergian dengan pesawat jet pribadi, walaupun ia memiliki perusahaan pembuat pesawat jet terbesar di dunia.
Pesan: Berhematlah (Always think how you can accomplish things economically
Berkshire Hathaway, perusahaan miliknya, memiliki 63 anak perusahaan.
Ia hanya menuliskan satu pucuk surat setiap tahunnya kepada para CEO dalam perusahaannya, menyampaikan target yang harus diraih untuk tahun itu.
Ia tidak pernah mengadakan rapat atau menelpon mereka secara reguler.
Pesan: Tugaskan pekerjaan kepada orang yang tepat [Assign the right people to the right jobs]
Ia hanya memberikan 2 peraturan kepada para CEOnya.
Peraturan nomor satu adalah : Jangan pernah sekalipun menghabiskan uang para pemilik saham.
Peraturan nomor dua : Jangan melupakan peraturan nomor satu.
Pesan: Buat Tujuan yang jelas dan yakinkan mereke untuk fokus ke tujuan. [Set goals and make sure people focus on them]
Ia tidak bersosialisasi dengan masyarakat kalangan kelas atas.
Waktu luangnya di rumah ia habiskan dengan menonton televisi sambil makan pop corn.
Pesan: Jangan Pamer, Jadilah diri sendiri & nikmati apa yang kamu lakukan [Don't try to show off, just be your self and do what you enjoy doing]
Bill Gates, orang terkaya di dunia bertemu dengannya untuk pertama kalinya 5 tahun yang lalu.
Bill Gates pikir ia tidak memiliki keperluan yang sangat penting dengan Warren Buffet, maka ia mengatur pertemuan itu hanya selama 30 menit.
Tetapi ketika ia bertemu dengannya, pertemuan itu berlangsung selama 10 jam dan Bill Gates tertarik untuk belajar banyak dari Warren Buffet.

Hindarilah kartu kredit dan berinvestasilah untuk diri Anda sendiri dan ingat :
* Uang tidak menciptakan orang tetapi oranglah yang menciptakan uang.
* Hiduplah secara sederhana.
* Jangan lakukan apa yang orang lain katakan, dengarkanlah mereka, namun lakukan apa yang menurut Anda baik.
* Jangan memaksakan diri untuk memiliki barang-barang bermerk, pakailah apa yang sekiranya nyaman bagi Anda.
* Jangan memboroskan uang Anda untuk hal-hal yang tidak diperlukan;
gunakanlah uang untuk membantu mereka yang kekurangan.
* Biar bagaimana pun orang lain tetap tidak dapat mengatur hidup Anda sendiri. Andalah yang mengendalikan hidup Anda sepenuhnya.

JUST A GLIMPSE AROUND HIS LIFESTYLE..
Warren Buffett’s house address:
5505 Farnam Street
Omaha, NE 68132
United States of America

Favourite warren's steak house at omaha "Gorat's"


favourite warren's menu at Gorath "T BONE"
favourite drinks "CHERRY COKE"



and last...
HIS OFFICE at Kiewit Plaza (masi ada tv tabungnya can't u belive it #%!!??@@) :D
FOR THIS MAN. I SHOULD RAISE MY HAT HIGH AND ABOVE...
THANK YOU MR BUFFET for the inspiring life story

Well.. sampe ketemu di article berikutnya..

Stay tuned
Subscribe this blog and spread it if u find useful.
Shendy Lukito